Peresmian Tugu Keadilan Ekologis di Sumba Timur Di Waingapu, Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dilakukan peresmian Tugu Kead...

Peresmian Tugu Keadilan Ekologis di Sumba Timur
Di Waingapu, Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dilakukan peresmian Tugu Keadilan Ekologis dan acara Deklarasi Hari Keadilan Ekologis Sedunia. Acara ini diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting.
Hadirin yang Ikut serta dalam Acara
Beberapa tokoh yang hadir antara lain tiga anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari NTT, yaitu Abraham Paul Liyanto, Hilda Manafa, dan Angelius Kako Wako. Selain itu, hadir pula anggota DPD RI dari Bangka Belitung, Ustaz Zuhri M Zyasali. Turut serta juga Bupati Sumba Barat Daya Ibu Ratu Wulla, Wakil Bupati Sumba Timur Yonathan Hani, dan perwakilan pejabat dari Sumba Tengah dan Sumba Barat. Direktur Eksekutif Walhi Zenzi Suhadi serta ratusan aktivis Walhi dari berbagai daerah di Indonesia turut hadir dalam acara ini.
Nuansa Budaya dan Karnaval
Acara tersebut menampilkan nuansa adat dan budaya dari empat kabupaten di Pulau Sumba. Panitia menyelenggarakan karnaval yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat sipil, pemerintah daerah, komunitas pecinta lingkungan, serta siswa-siswi. Karnaval ini juga menampilkan puluhan warga yang berkuda menggunakan kuda sandle wood, yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Penanaman Pohon Cendana
Pada kesempatan tersebut, Sultan B Najamudin bersama sejumlah tokoh juga melakukan penanaman anakan pohon cendana yang hampir punah. Hal ini menjadi simbol komitmen terhadap perlindungan lingkungan dan keberlanjutan alam.
Sambutan Ketua DPD RI
Sultan B Najamudin dalam sambutannya menyampaikan refleksi dan harapan terkait momentum penting ini. Ia menyatakan bahwa bangsa kita dan dunia sedang menghadapi darurat ekologis, dengan deforestasi yang meluas, pencemaran air dan udara, serta krisis pangan dan energi. Ia menekankan bahwa arah pembangunan harus berubah agar generasi mendatang tidak mewarisi bumi yang rapuh.
Ia juga menyampaikan bahwa Tugu Keadilan Ekologis menjadi simbol kolaborasi antara aktivis lingkungan dan relasi antara rakyat dan negara dalam mewujudkan kualitas hidup sesuai amanat UUD 1945. Keadilan ekologis bukan hanya tentang mencintai alam, tetapi juga hak dan kewajiban setiap makhluk untuk hidup dalam keseimbangan yang adil.
Peran DPD RI dalam Pembangunan Berkelanjutan
Sebagai Ketua DPD RI, Sultan menegaskan bahwa lembaga ini hadir untuk memastikan aspirasi rakyat dari seluruh daerah menemukan salurannya dalam kebijakan negara. Ia menyampaikan penghargaan kepada semua pihak terkait, termasuk civil society, masyarakat adat, dan aktivis lingkungan. DPD RI telah mengusulkan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim dan RUU Perlindungan Masyarakat Adat sebagai RUU Prioritas kepada DPR RI.
Visi Pembangunan Masa Depan
Dalam bukunya Green Democracy, Sultan menekankan bahwa pembangunan masa depan harus berlandaskan green policy, termasuk green economy. Demokrasi yang pro growth, pro poor, pro youth, dan pro ecology adalah visi yang harus diwujudkan. Perjuangan ekologis bukan hanya urusan organisasi lingkungan, tetapi agenda bangsa yang memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat dan negara.
Pesan Akhir
Akhirnya, Sultan mengajak seluruh peserta untuk menjadikan 20 September sebagai pengingat bahwa bumi adalah titipan yang harus dijaga. Ia berharap Sumba menjadi contoh bahwa pulau yang dahulu keras bisa menjadi lembut dengan tangan manusia yang bijak. Menjaga bumi adalah tugas banyak jiwa yang harus diwujudkan bersama-sama.
COMMENTS