Upaya Konservasi Penyu Hijau di Pantai Legokjawa Pada sore hari di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Legokjawa, Kecamatan Pangandaran, s...

Upaya Konservasi Penyu Hijau di Pantai Legokjawa
Pada sore hari di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Legokjawa, Kecamatan Pangandaran, suasana terasa berbeda pada Kamis 6 November 2025. Setelah azan magrib berkumandang, puluhan tukik atau anak penyu hijau terlihat bergerak lincah menuju ombak pantai. Pemandangan yang mengharukan ini merupakan hasil dari upaya penyelamatan yang dilakukan oleh seorang warga setempat.
Awal Mula Aksi Penyelamatan
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Camar Laut Legokjawa, yang akrab disapa Ajam, menceritakan awal mula aksi penyelamatan tersebut. Pada 15 September 2025, ia menerima laporan dari warga yang menemukan sejumlah telur penyu hijau di sekitar pesisir pantai.
Tanpa menunggu lama, Ajam segera mengamankan telur-telur tersebut untuk mencegah adanya tangan-tangan jahil. "Awalnya, kami mendapat telur penyu hijau dari warga yang menemukannya di pantai. Lalu kami amankan dan kubur untuk pengeraman di lokasi yang tidak jauh dari rumah, agar mudah dipantau," ujarnya.
Menurut Ajam, sebanyak 80 telur berhasil dikubur untuk proses pengeraman alami. Dari jumlah tersebut, 78 telur berhasil menetas sempurna, sedangkan dua di antaranya gagal. "Itu hal yang wajar. Tingkat keberhasilannya sekitar 99 persen, termasuk tinggi," jelasnya.
Proses Penetasan dan Tindakan Selanjutnya
Proses penetasan terjadi pada Kamis, 6 November 2025, sekitar pukul 18.30 WIB. Saat ini, tukik-tukik tersebut masih berada di rumah Ajam untuk sementara sebelum diserahkan ke pihak konservasi penyu resmi.
Ajam menegaskan bahwa seluruh proses dilakukan dengan koordinasi bersama pihak Konservasi Penyu dan dinas terkait, baik di tingkat daerah maupun provinsi. Ia menyebutkan, di kawasan Pantai Legokjawa masih kerap ditemukan beberapa jenis penyu lain, seperti penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang.
"Kami melakukan ini murni karena kepedulian dan kesadaran untuk menjaga hewan yang dilindungi. Kami tidak mengharapkan imbalan apa pun. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?" tuturnya dengan tulus.
Kelestarian Satwa Laut
Upaya Ajam dan kelompoknya menjadi bukti nyata bahwa kepedulian masyarakat terhadap kelestarian satwa laut dapat membawa hasil positif. Kehadiran puluhan tukik yang berhasil menetas di Pantai Legokjawa menjadi harapan baru bagi kelangsungan populasi penyu hijau di perairan selatan Jawa Barat.
Selain itu, kehadiran tukik-tukik ini juga memicu reaksi positif dari warga setempat. Seorang warga Legokjawa, Hayat, mengaku terkejut dengan banyaknya anak penyu hijau berkeliaran. "Jadi usai Magrib itu kami biasa nongkrong di pantai bareng tetangga. Kemudian saat asyik nongkrong tiba-tiba ada beberapa anak penyu lucu-lucu," katanya.
Beberapa waktu kemudian, warga melapor ke Ketua Pokmaswas dan penyu-penyu tersebut dievakuasi ke rumah Ajam. "Yah, kami terharu lihat itu, karena sangat lucu-lucu. Kami pun semangat ikut mengambilnya ke dalam wadah yang disiapkan ketua," ujarnya.
Pentingnya Konservasi dan Kesadaran Lingkungan
Aja dan komunitasnya menunjukkan bahwa perlindungan satwa liar tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi lingkungan, tetapi juga bisa dimulai dari inisiatif masyarakat setempat. Dengan langkah-langkah sederhana seperti pengamanan telur penyu dan penetasan alami, mereka memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Ini juga menjadi contoh bagaimana kepedulian individu bisa menjadi katalis bagi perubahan positif di lingkungan sekitar. Dengan kesadaran akan pentingnya konservasi, masyarakat dapat menjadi bagian dari solusi untuk melestarikan alam dan satwa yang dilindungi.
COMMENTS