Kasus Keracunan Massal di Sekolah Cipongkor, Banyak Siswa Mengalami Keluhan Kesehatan Beberapa siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Band...

Kasus Keracunan Massal di Sekolah Cipongkor, Banyak Siswa Mengalami Keluhan Kesehatan
Beberapa siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, kini sedang menjalani perawatan akibat dugaan keracunan makanan. Jumlah korban terus bertambah, sehingga pihak sekolah dan petugas medis memutuskan untuk menempatkan para siswa di Gedung Olahraga (GOR) Cipongkor sebagai pos perawatan darurat.
Salah satu korban, Nita Amelia (14 tahun), yang merupakan siswa kelas III SMP Negeri 45 Cipongkor, harus dibawa ke GOR setelah mengalami gejala keracunan. Ia dijemput langsung dari halaman SMK Pembangunan Bandung Barat, Desa Sirnagalih, sebelum akhirnya dipindahkan ke lokasi perawatan bersama dengan teman-temannya yang juga mengalami keluhan serupa.
Nita mengungkapkan bahwa ia sempat menyantap makanan pada Senin, 22 September 2025 pagi. Namun, gejala keracunan tidak langsung dirasakannya. Baru pada malam hari, sekitar pukul 23.00 WIB, ia mulai merasa tidak nyaman dan akhirnya harus mendapat penanganan medis.
Menurut informasi dari beberapa guru, GOR Cipongkor dipilih sebagai tempat perawatan sementara karena jumlah siswa yang terdampak cukup besar. Dengan demikian, proses penanganan bisa dilakukan lebih cepat sambil menunggu arahan dari dinas kesehatan setempat.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa. Mereka berharap pemerintah daerah segera melakukan investigasi terkait sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai jenis makanan apa yang dikonsumsi para siswa sebelum jatuh sakit.
Petugas medis yang berada di GOR Cipongkor terus melakukan pemantauan terhadap kondisi siswa. Selain pemberian obat, para korban juga mendapat asupan cairan untuk mencegah dehidrasi akibat gejala seperti mual dan muntah yang dialami sebagian besar siswa.
Penyebab dan Langkah Pencegahan
Dugaan keracunan makanan ini menambah catatan insiden kesehatan di lingkungan sekolah. Pemerintah daerah diminta untuk segera memperketat pengawasan makanan yang beredar, khususnya jajanan di sekolah, agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Beberapa langkah penting yang dapat diambil antara lain:
- Peningkatan pengawasan terhadap supplier makanan di sekolah-sekolah.
- Pelatihan bagi petugas katering tentang higiene dan kebersihan dalam penyajian makanan.
- Pemeriksaan rutin terhadap bahan makanan yang digunakan di sekolah.
- Pembentukan tim khusus untuk menangani kasus-kasus keracunan di lingkungan pendidikan.
Selain itu, diperlukan komunikasi yang lebih baik antara pihak sekolah, orang tua, dan dinas kesehatan agar dapat segera mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan yang muncul.
Kekhawatiran Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua siswa juga mengeluhkan kurangnya transparansi dalam penyelidikan kasus ini. Mereka meminta agar hasil investigasi diberikan secara terbuka dan jelas, sehingga dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga menyarankan agar pihak sekolah dan dinas terkait lebih proaktif dalam mengedukasi siswa tentang bahaya makanan tidak sehat serta cara mengenali tanda-tanda keracunan.
Kasus ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesadaran akan kesehatan dan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah yang menjadi tempat tinggal dan belajar anak-anak.
COMMENTS