Upaya Pemerintah Sulawesi Tengah dalam Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan...

Upaya Pemerintah Sulawesi Tengah dalam Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah audiensi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta. Pertemuan ini dilakukan oleh Gubernur Anwar Hafid bersama Wakil Gubernur Reny Lamadjido, dalam rangka membahas rencana pembangunan Rumah Sakit Undata Nambaso. Rumah sakit ini direncanakan menjadi rumah sakit rujukan utama di provinsi tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Anwar Hafid menegaskan bahwa pembangunan RS Undata Nambaso merupakan prioritas utama pemerintah daerah. Ia menyatakan bahwa masyarakat Sulawesi Tengah berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang representatif. Selain itu, kebijakan kesehatan saat ini memungkinkan warga menggunakan KTP sebagai akses layanan medis. Hal ini membuat kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang memadai semakin mendesak.
RS Undata Nambaso diharapkan menjadi titik balik penting dalam pemerataan layanan kesehatan di kawasan timur Indonesia. Dengan kapasitas dan fasilitas modern, rumah sakit ini diharapkan mampu menangani lonjakan pasien yang selama ini mengganggu operasional rumah sakit daerah. “Kami ingin memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal untuk semua,” ujar Anwar Hafid.
Rencana pembangunan RS Undata Nambaso memiliki standar nasional dengan sarana dan prasarana medis terkini. Fasilitas penanganan darurat, perawatan intensif, serta layanan spesialis yang lebih lengkap akan menjadi bagian dari proyek ini. Pembangunan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam memperkuat infrastruktur kesehatan di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas.
Menurut data Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, jumlah pasien rujukan ke luar provinsi terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Banyak di antaranya terpaksa pergi ke Makassar atau Jakarta untuk mendapatkan perawatan lanjutan. “RS Undata Nambaso akan menjadi jawaban atas keterbatasan itu,” kata Wakil Gubernur Reny Lamadjido.
Kementerian PUPR menyambut baik usulan pembangunan RS Undata Nambaso. Meski proses perencanaan dan penganggaran masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut, pihak kementerian menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti proposal tersebut. Direktur Jenderal Prasarana Strategis PUPR, Bisma Staniarto, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan kajian teknis agar program bisa segera direalisasikan.
Selain meningkatkan daya tampung pasien, kehadiran RS Undata Nambaso juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pembangunan rumah sakit besar biasanya memicu investasi di sektor pendukung seperti penyediaan alat medis, farmasi, dan tenaga kesehatan. Hal ini diyakini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Analis kesehatan publik menilai proyek ini dapat menjadi model sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam mempercepat pembangunan layanan dasar. “Pemerintah daerah perlu proaktif seperti ini agar kebutuhan kesehatan masyarakat dapat diakomodasi dengan lebih cepat,” kata seorang pakar kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia.
Namun, tantangan tetap ada. Pembiayaan, pemenuhan tenaga medis spesialis, dan keberlanjutan operasional rumah sakit menjadi faktor yang harus direncanakan dengan matang. Pengalaman proyek-proyek serupa menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh pembangunan fisik, tetapi juga manajemen dan kualitas layanan pascaoperasi.
Jika terealisasi sesuai rencana, RS Undata Nambaso akan menjadi simbol kemajuan layanan kesehatan Sulawesi Tengah. Sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk menghadirkan akses kesehatan setara di seluruh wilayah. Bagi warga Sulawesi Tengah, rumah sakit ini bukan sekadar bangunan baru, melainkan harapan akan masa depan kesehatan yang lebih inklusif dan bermutu.
COMMENTS