Pengakuan Anggota DPRD Gorontalo yang Viral Seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, akhirnya mengakui bahwa dirinya adala...

Pengakuan Anggota DPRD Gorontalo yang Viral
Seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah sosok dalam video yang viral di media sosial. Video tersebut menampilkan pernyataan kontroversial yang menyebutkan "merampok uang negara ... kita miskinkan negara". Pernyataan ini direkam saat Wahyudin sedang berada di dalam mobil bersama seorang wanita yang diduga sebagai selingkuhannya.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Gorontalo telah menindaklanjuti kasus ini setelah video tersebut menyebar luas dan memicu reaksi dari masyarakat. Dalam rapat yang diadakan pada Jumat malam, BK memutuskan untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Wakil Ketua BK, Umar Karim, menjelaskan bahwa respons masyarakat sangat besar terhadap video tersebut, sehingga BK langsung menggelar rapat untuk membahas tindakan selanjutnya.
Motif Wanita yang Merekam Video
Dalam kesaksian kepada BK, Wahyudin mengaku memiliki hubungan dengan FT, wanita yang merekam video tersebut. Menurut Fikram Salilama, Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, FT meminta dinikahi oleh Wahyudin. Hal ini menjadi alasan utama mengapa rekaman video itu disebarkan. Namun, Wahyudin tidak mengakui hubungan tersebut sebagai hubungan gelap, meskipun ia mengakui adanya keterlibatan emosional antara dirinya dan FT.
Fikram juga menyampaikan bahwa sebelum video tersebut viral, FT pernah menghubungi Wahyudin dan meminta agar mereka menikah. Meski demikian, Wahyudin tidak secara eksplisit mengakui bahwa hubungan tersebut merupakan hubungan selingkuh. Ia hanya menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan.
Pernyataan dan Penyesalan Wahyudin
Di hadapan BK, Wahyudin mengaku bahwa saat video tersebut direkam, ia dalam kondisi mabuk. Ia tidak sadar dan tidak mengetahui bahwa dirinya direkam oleh FT. Fikram menirukan perkataan Wahyudin, yang menyatakan bahwa ia minum alkohol sejak malam hari hingga pagi hari ke bandara. Ia juga mengakui bahwa ia masih dalam kondisi tidak sadar ketika video itu dibuat.
Wahyudin kemudian memberikan klarifikasi melalui media sosial Facebook. Dengan didampingi istrinya, Megawati, ia menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan yang membuat rakyat geram. Ia menyatakan bahwa ucapannya tidak bermaksud melecehkan masyarakat Gorontalo. Ia juga siap menanggung konsekuensi atas pernyataan tersebut.
Konteks Video yang Viral
Video tersebut menunjukkan Wahyudin sedang dalam perjalanan menuju Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam video, ia tertawa sambil menyatakan bahwa perjalanannya dibiayai negara. Ia juga menyebutkan bahwa dirinya akan merampok uang negara dan menghabiskannya agar negara semakin miskin. Selain itu, dalam video tersebut, ia menyebutkan bahwa ia membawa selingkuhannya ke Makassar menggunakan uang negara.
Video ini sempat viral di media sosial seperti Facebook dan grup-grup WhatsApp. Bahkan, banyak warganet yang menuntut Wahyudin untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena pernyataan yang dianggap tidak pantas.
Latar Belakang Politik Wahyudin
Wahyudin Moridu lahir pada tahun 1995 di Desa Kota Raja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo. Ia adalah putra dari mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu. Karier politiknya dimulai di DPRD Kabupaten Boalemo, di mana ia menjabat selama tiga periode. Setelah itu, ia melanjutkan kariernya di DPRD Provinsi Gorontalo periode 2024–2029, dan saat ini tergabung di Komisi I yang membidangi hukum dan pemerintahan.
Wahyudin juga pernah terjerat kasus narkoba. Pada Maret 2020, ia ditangkap bersama dua anggota DPRD lainnya di Jakarta atas kasus penyalahgunaan narkoba. Ia mengakui bahwa ia pernah kecanduan obat-obatan terlarang sebelum akhirnya menjalani rehabilitasi.
Tindakan Lanjutan
BK DPRD Gorontalo telah memutuskan untuk segera menyelesaikan kasus ini. Minggu depan, kasus ini akan masuk ke persidangan badan kehormatan, dan putusan akan dibacakan minggu depan. Meski Wahyudin sudah mengakui video tersebut, BK tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. Mereka meminta masyarakat untuk bersabar dan percaya bahwa keputusan akan diambil secara objektif sesuai peraturan yang berlaku.
COMMENTS