Anggota DPRD Gorontalo Dianggap Melanggar Etika Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, ...

Anggota DPRD Gorontalo Dianggap Melanggar Etika
Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, kini menjadi perhatian publik setelah videonya menyebar di media sosial. Video tersebut memperlihatkan ia sedang dalam keadaan mabuk dan mengucapkan kalimat yang dianggap tidak pantas, termasuk menyebutkan rencana untuk "merampok uang negara".
Wahyudin, yang merupakan putra dari mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu, saat ini sedang menjalani proses penyelidikan oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Gorontalo. Dalam pemeriksaan, ia mengakui bahwa dirinya adalah orang yang ada dalam video tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa saat itu sedang dalam kondisi mabuk, sehingga tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.
Penjelasan Terkait Video
Menurut informasi yang diperoleh, wanita yang bersama Wahyudin dalam video tersebut adalah FT, yang diduga sebagai selingkuhannya. FT disebut sengaja menyebarkan video tersebut karena Wahyudin menolak menikahinya. Fikram Salilama, Ketua BK DPRD Gorontalo, mengungkapkan bahwa Wahyudin dalam keadaan tidak sadar saat kejadian berlangsung. Ia juga menyatakan bahwa pengakuan tersebut diberikan atas persetujuannya sendiri.
Fikram menjelaskan bahwa peristiwa dalam video terjadi pada Juni 2025. Ia juga menyampaikan bahwa BK masih melakukan verifikasi terkait apakah perjalanan tersebut merupakan tugas resmi DPRD atau bukan. Menurutnya, DPRD tidak melakukan perjalanan dinas pada bulan September, sehingga kemungkinan besar perjalanan tersebut dilakukan pada bulan Juni.
Proses Hukum dan Sidang
Badan Kehormatan akan segera menggelar sidang untuk menentukan tindakan lanjutan terhadap Wahyudin. Dalam sidang tersebut, kemungkinan besar akan mengundang FT untuk dimintai keterangan. Fikram menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah memastikan keadilan dan objektivitas dalam penyelesaian kasus ini.
Selain itu, Wakil Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, Umar Karim, menyampaikan bahwa respons masyarakat terhadap video tersebut sangat besar. Oleh karena itu, BK langsung menggelar rapat untuk segera menyelesaikan masalah ini. Ia juga menegaskan bahwa meskipun Wahyudin telah mengakui video tersebut, BK tetap menjunjung asas praduga tak bersalah.
Respons Publik dan Permintaan Maaf
Setelah video tersebut viral, Wahyudin Moridu akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial. Ia mengakui bahwa perilaku yang ditampilkan tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik. Ia juga menyatakan bahwa ia siap menerima kritik dari masyarakat dan netizen.
Permintaan maaf tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tetapi juga kepada para pendukung dan keluarganya. Wahyudin menegaskan bahwa ia tidak bermaksud untuk menyampaikan ucapan-ucapan yang tidak pantas tersebut. Ia berharap dapat memberi kesempatan bagi badan kehormatan untuk menyelesaikan masalah ini secara objektif sesuai aturan yang berlaku.
Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab sebagai wakil rakyat. Meskipun Wahyudin sudah mengakui kesalahannya, proses hukum tetap harus dilalui agar keadilan bisa ditegakkan. Masyarakat diharapkan bisa bersabar dan percaya bahwa badan kehormatan akan menyelesaikan masalah ini secara transparan dan adil.
COMMENTS