Karya Batik yang Menggambarkan Jati Diri Magelang Di tengah semaraknya Magelang Batik Festival 2025, yang akan berlangsung di kawasan Alun-...

Karya Batik yang Menggambarkan Jati Diri Magelang
Di tengah semaraknya Magelang Batik Festival 2025, yang akan berlangsung di kawasan Alun-Alun Kota Magelang dari tanggal 22 hingga 26 Oktober 2025, tersimpan karya-karya seni yang luar biasa. Salah satu yang paling menarik adalah bentangan kain batik sepanjang 160 meter yang akan menjadi pusat perhatian dalam acara ini. Karya ini akan ditampilkan dalam bentuk flashmob kolosal pada 26 Oktober mendatang.
Batik terpanjang ini merupakan hasil kolaborasi lebih dari 80 pengrajin lokal, yang diprakarsai oleh Dekranasda Kota Magelang. Setiap lembar kain batik sepanjang dua meter disambungkan, sehingga menghasilkan motif khas yang terinspirasi dari nama-nama kampung di Kota Magelang. Misalnya, ada motif yang terinspirasi dari nama kampung Kemirirejo dan lainnya.
Kaji Habeb, pengrajin batik lukis Rajah dan juga perwakilan Dekranasda, menjelaskan bahwa motif-motif ini mencerminkan keunikan sosial-budaya Magelang. Mulai dari sejarah, alam, hingga karakter masyarakat, semuanya terwujud dalam setiap kain batik.
Gerakan Kolektif dari Pengrajin
Habeb menyampaikan bahwa lebih dari 100 pengrajin sebenarnya terlibat dalam festival ini. Namun, sekitar 80 di antaranya aktif berkontribusi dengan menyumbangkan karya batik untuk pameran dan bentangan kain tersebut. Beberapa pengrajin menyumbang satu lembar kain, sementara yang lain menyumbang hingga sepuluh lembar.
Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk menunjukkan bahwa batik Magelangan masih hidup dan terus berkembang. Selain sebagai simbol kreativitas, kain sepanjang 160 meter ini juga menjadi bukti kebersamaan para pengrajin lokal dalam memperkuat identitas batik Magelangan di tingkat nasional.
Batik Sebagai Bahasa Visual
Kepala Bapperida Handini Rahayu menuturkan bahwa pembentangan kain ini akan membentuk pola visual khas ketika dilihat dari atas. Ia menjelaskan bahwa corak-corak batik tersebut akan menampilkan keindahan luar biasa, sekaligus menggambarkan jati diri Magelang.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menambahkan bahwa karya para pengrajin akan segera didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI) agar tidak diklaim daerah lain. Menurutnya, semua karya seni harus dipatenkan agar tidak diakui oleh pihak lain.
Momentum untuk Dunia
Dekranasda berharap karya ini menjadi simbol kebangkitan batik Magelangan dan membuka peluang lebih luas bagi pengrajin lokal untuk dikenal hingga mancanegara. Mereka ingin masyarakat lebih mengenal batik Magelangan, bukan hanya sebagai kain, tapi juga sebagai kisah yang hidup.
Pengrajin-pengrajin ini menunjukkan bahwa batik Magelang memiliki nilai budaya yang sangat dalam. Melalui karya-karya mereka, mereka berusaha melestarikan warisan budaya yang telah turun-temurun. Dengan adanya festival ini, diharapkan dapat memberikan wadah bagi para pengrajin untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya batik sebagai bagian dari identitas bangsa.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang promosi pariwisata dan budaya Magelang. Dengan hadirnya kain batik sepanjang 160 meter, diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk datang dan melihat langsung keunikan budaya yang ada di kota ini.
Melalui inisiatif-inisiatif seperti ini, diharapkan bisa menjadi awal dari sebuah perubahan positif dalam pelestarian dan pengembangan batik Magelang. Semoga karya-karya ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya yang sudah ada.
COMMENTS