Peringatan Wagub Jawa Tengah Terkait Keselamatan Bangunan di Lingkungan Pondok Pesantren Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, men...

Peringatan Wagub Jawa Tengah Terkait Keselamatan Bangunan di Lingkungan Pondok Pesantren
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyoroti pentingnya memperhatikan standar konstruksi dan aturan pembangunan dalam setiap proyek. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terulangnya insiden runtuhnya mushala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, yang menewaskan puluhan orang. Ia mengajak seluruh pihak, termasuk pengembang dan mandor bangunan, untuk lebih serius dalam menjalankan proses pembangunan.
Yasin menegaskan bahwa musibah ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, bukan hanya lingkungan pesantren tetapi juga para pengembang yang sering kali mengabaikan aturan yang telah ditetapkan. Menurutnya, kejadian serupa bisa terjadi di mana saja jika tidak ada kesadaran akan standar konstruksi yang baik.
Pentingnya Izin Bangunan
Salah satu langkah yang ditekankan oleh Wagub adalah pentingnya mematuhi izin bangunan, khususnya Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Ia menilai bahwa izin ini menjadi salah satu aspek utama dalam memastikan keamanan dan keselamatan bangunan. Dengan mematuhi PBG, risiko kecelakaan seperti yang terjadi di Sidoarjo dapat diminimalisir.
“Saya rasa ini sebuah musibah dan perlu menjadi pelajaran bersama, bukan hanya untuk pondok pesantren tetapi juga untuk pengembang atau mandor,” ujar Yasin saat ditemui di kediamannya di BSB City, Semarang.
Santri dalam Proses Pembangunan
Menanggapi adanya keterlibatan santri dalam proses pembangunan pondok pesantren, Yasin menyampaikan bahwa keikutsertaan mereka biasanya bersifat membantu dan bukan sebagai tenaga ahli. Ia menjelaskan bahwa santri umumnya terlibat dalam pekerjaan manual seperti membawa bata atau semen, dengan tujuan mempercepat proses pembangunan.
“Santri sifatnya hanya membantu, bukan sebagai mandor. Mereka bekerja seperti ro’an, yaitu mencari berkah melalui kegiatan tersebut,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan santri biasanya terjadi saat proses pengecoran. Hal ini dikarenakan tidak semua pondok pesantren memiliki akses yang memadai untuk alat berat. Oleh karena itu, santri diberdayakan untuk membantu mempercepat proses pengecoran.
Langkah Pemerintah Daerah
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, Pemprov Jawa Tengah akan melakukan sosialisasi kepada seluruh pondok pesantren mengenai pentingnya perizinan dan standar bangunan yang aman. Yasin menegaskan bahwa sosialisasi ini akan dilakukan secara berkala agar semua pihak memahami dan mematuhi aturan yang berlaku.
Selain itu, ia juga memperingatkan para pengasuh pondok pesantren untuk lebih memperhatikan sistem kekuatan bangunan, terutama bagi pondok-pondok baru. Ia menekankan bahwa jika suatu bangunan sudah tidak layak, maka harus segera dilakukan pembongkaran.
“Ketika bangunan sudah tidak layak, pasti akan dilakukan pembongkaran. Apalagi jika pondoknya baru, kita perlu memastikan bahwa pembangunannya sesuai standar,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari dan keselamatan serta kenyamanan masyarakat, khususnya di lingkungan pondok pesantren, dapat terjaga.
COMMENTS