KSAL Muhammad Ali: Butuh 300 Kapal untuk Kekuatan Ideal

Kebutuhan Kapal TNI AL untuk Menjaga Wilayah Maritim Indonesia Sebagai negara maritim dengan wilayah perairan yang sangat luas, Angkatan La...

Kebutuhan Kapal TNI AL untuk Menjaga Wilayah Maritim Indonesia

Sebagai negara maritim dengan wilayah perairan yang sangat luas, Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI AL) memerlukan jumlah kapal yang cukup besar agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, menyampaikan bahwa jika merujuk pada angka ideal, TNI AL harus memiliki setidaknya 300 lebih kapal.

”Kalau untuk menjaga, mencegah penyelundupan, serta menjalankan kegiatan keamanan laut, jumlah tersebut belum cukup,” ujar Ali saat diwawancarai oleh awak media pada Jumat (24/10).

Meskipun demikian, TNI AL terus berupaya maksimal dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki saat ini. Patroli laut tetap dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, penguatan dan penambahan alutsista juga dilakukan secara berkala.

”Betul, ini adalah proses pertambahan dan modernisasi kekuatan. Laut kita sangat luas. Kita memiliki garis pantai yang kedua terbesar di dunia,” tambah Ali.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, TNI AL membutuhkan penambahan dan penguatan armada kapal perang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Salah satu contohnya adalah KRI Belati-622 yang baru saja masuk ke jajaran kapal perang TNI AL.

Menurut Ali, penambahan kapal sangat diperlukan karena Indonesia berada di wilayah tropis. Perbedaan letak geografis ini membuat tantangan yang dihadapi berbeda dibandingkan negara-negara seperti Kanada yang lebih dekat dengan kutub. Di Indonesia, banyak kapal asing melintasi jalur pelayaran setiap hari, baik masuk maupun keluar.

”Jadi tantangannya sangat berbeda. Aktivitas penyelundupan bisa masuk dari mana-mana, termasuk dari pantai mana pun. Oleh karena itu, kami butuh kapal dalam jumlah besar dan perlu adanya integrasi serta sinergi dengan seluruh unsur maritim lainnya. Kami tetap membutuhkan kapal banyak, terutama kapal patroli. Idealnya lebih dari 300,” ujarnya.

Selain itu, visi TNI AL untuk menjadi green water navy dan menuju blue water navy juga memperkuat kebutuhan akan penambahan kapal. Tujuan pembangunan Angkatan Laut ke arah tersebut memerlukan jumlah kapal yang lebih besar, termasuk kapal perang besar dengan berbagai jenis. Salah satu contohnya adalah kapal induk, yang belakangan menjadi topik hangat lantaran ada rencana akuisisi dari Italia.

Dengan visi dan tantangan yang semakin kompleks, TNI AL terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan operasionalnya. Penambahan kapal, modernisasi alutsista, serta kerja sama lintas sektor maritim menjadi langkah strategis dalam menjaga keamanan dan kedaulatan laut Indonesia.