Aku Sudah Mencintaimu (Dilexi Te)

Peran Gereja dalam Memberdayakan Kaum Miskin Paus Leo XIV, dalam Seruan Apostolik pertamanya yang diberi judul Dilexi Te (Aku Telah Mengas...

Peran Gereja dalam Memberdayakan Kaum Miskin

Paus Leo XIV, dalam Seruan Apostolik pertamanya yang diberi judul Dilexi Te (Aku Telah Mengasihimu), mengajak seluruh umat Katolik untuk lebih peka terhadap kebutuhan kaum miskin. Seruan ini dirancang sebagai kelanjutan dari ensiklik Paus Fransiskus sebelumnya, Dilexit Nos, yang menekankan pentingnya kasih kepada sesama, khususnya orang-orang yang tidak berdaya.

Seruan ini terdiri dari 121 nomor yang dibagi dalam lima bab, dan berisi pengajaran serta ajakan untuk bertindak secara konkret dalam memberikan perhatian kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan. Dalam seruan tersebut, Paus Leo XIV menekankan bahwa ajaran Gereja harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya sekadar retorika atau pembicaraan kosong.

Buku Suci dan Ajaran Para Bapa Gereja

Dalam seruan tersebut, Paus Leo XIV merujuk pada kitab suci, khususnya sabda dan tindakan Yesus terhadap orang miskin. Ia juga menyebut ajaran para Bapa Gereja, Ajaran Sosial Gereja, serta karya belas kasih para kudus dan pengikutnya dari berbagai era. Semua hal ini menjadi dasar bagi pengertian mendalam tentang bagaimana Gereja harus berperan dalam membantu sesama.

Kaum miskin yang dimaksud dalam seruan ini meliputi berbagai kelompok, seperti orang-orang yang kesulitan mempertahankan hidupnya, perempuan dan anak-anak yang menjadi korban krisis multidimensi, serta para migran. Paus Leo XIV juga menyoroti sistem perekonomian global, regional, dan nasional yang tidak adil, yang sering kali menjadi akar masalah kemiskinan.

Tanggung Jawab Komunitas Gereja

Paus Leo XIV menegaskan bahwa komunitas gereja tidak boleh hanya fokus pada isu sosial atau kritik terhadap pemerintah, tetapi harus aktif dalam membantu orang miskin agar bisa hidup dengan martabat. Jika komunitas gereja gagal melakukan hal ini, maka meskipun banyak bicara tentang isu sosial, komunitas tersebut berisiko runtuh. Hal ini disebut sebagai keduniawian spiritual yang disamarkan oleh praktik keagamaan yang tidak produktif.

Paus Leo XIV menekankan bahwa setiap tindakan yang dilakukan untuk membantu orang miskin, asalkan dilakukan secara konsisten, akan memiliki makna yang besar di hadapan Tuhan. Sabda Yesus dalam Matius 25:40 menjadi acuan utama dalam seruan ini: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Tantangan di Masa Kini

Di masa kini, kehidupan manusia penuh ketidakpastian. Banyak orang hidup dalam tekanan ekonomi, dan bahkan mengalami kemiskinan dalam arti luas. Dalam situasi seperti ini, sabda Yesus masih sangat relevan. Ia memanggil kita untuk melakukan apa saja yang dapat bermanfaat bagi sesama, terutama bagi mereka yang tidak berdaya.

Kemiskinan adalah masalah kompleks yang memerlukan penanganan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi keagamaan. Namun, setiap tindakan yang dilakukan untuk membantu orang miskin, meskipun kecil, akan memiliki makna yang besar. Dengan semangat kepedulian dan kerja sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan penuh kasih.

Semoga rahmat Allah senantiasa membimbing kita dalam menjalani tugas ini. Amin.