Tak Dilindungi, Kebun Binatang Bandung Mundur dari Asosiasi Nasional

Pengelola Kebun Binatang Bandung Mengundurkan Diri dari PKBSI Pengelola Kebun Binatang Bandung, Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT), yang di...

Pengelola Kebun Binatang Bandung Mengundurkan Diri dari PKBSI

Pengelola Kebun Binatang Bandung, Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT), yang dipimpin oleh Bisma Bratakusumah, telah mengirimkan surat pengunduran diri sebagai anggota Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Keputusan ini diambil setelah puluhan tahun menjadi bagian dari organisasi tersebut. Surat pengunduran diri tersebut ditandatangani oleh pengurus dan pembina YMT, serta tertanggal 30 September 2025.

Menurut keterangan yang diterima, keputusan ini sudah lama dipertimbangkan, terkait dengan tata kelola PKBSI terhadap anggotanya. Sulhan Syafi'i, Humas Bandung Zoo, menyampaikan bahwa PKBSI tidak banyak berkontribusi dalam memajukan kebun binatang yang dikelola oleh YMT. Ia menilai bahwa organisasi induk tersebut tidak menjalankan fungsinya secara maksimal.

Sebagai anggota, Bandung Zoo memiliki harapan besar terhadap PKBSI, terutama dalam hal kemajuan teknik pengelolaan kebun binatang dan perlindungan bagi anggota. Namun, harapan tersebut tidak terwujud. Sulhan menegaskan bahwa PKBSI seharusnya menjadi pelindung bagi anggotanya, tetapi dinilai gagal menjalankan perannya.

Dalam situasi ini, pengurus yayasan pernah bertemu dengan ketua umum PKBSI untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Pada pertemuan tersebut, perwakilan pengurus dan manajemen YMT diterima dengan baik. Namun, hasil yang diharapkan justru tidak sesuai dengan ekspektasi.

Sulhan menjelaskan bahwa ketua umum dan sekretaris jenderal PKBSI terlibat dalam beberapa aspek pengelolaan Bandung Zoo. Menurutnya, dalam akta YMT versi John Sumampouw, nama kedua pejabat tersebut tercantum sebagai pembina yayasan. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengurus YMT, termasuk ketua Bisma Bratakusumah.

Beberapa isu ini menjadi alasan utama pengambilan keputusan untuk mengundurkan diri dari PKBSI. Surat pengunduran diri tersebut menunjukkan ketidakpuasan terhadap peran dan tanggung jawab PKBSI dalam mendukung anggotanya. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa organisasi tersebut tidak mampu memberikan perlindungan yang layak bagi kebun binatang yang dikelolanya.

Keputusan ini juga menunjukkan adanya pergeseran dalam hubungan antara YMT dan PKBSI. Pengelola Kebun Binatang Bandung merasa bahwa mereka tidak lagi mendapatkan dukungan yang cukup dari organisasi induk. Dengan demikian, mereka memilih untuk mengambil langkah tegas dengan mengundurkan diri.

Pengunduran diri ini bisa menjadi titik awal perubahan dalam dinamika hubungan antar organisasi kebun binatang di Indonesia. Bagaimana PKBSI akan menangani situasi ini dan apakah ada upaya untuk memperbaiki hubungan dengan anggotanya, akan menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan.